s

Ketahui Perubahan Fisik yang Terjadi pada Ibu Hamil dalam Trimester Pertama Kedua dan Ketiga - Bun



Kehamilan adalah periode yang penuh dengan perubahan fisik dan emosional bagi seorang wanita. Selama sembilan bulan kehamilan, tubuh ibu hamil mengalami banyak perubahan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. 



Artikel ini akan membahas perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil selama trimester pertama, kedua, dan ketiga.

Trimester Pertama (0-13 Minggu)

1. Mual dan Muntah

Banyak ibu hamil mengalami mual dan muntah, sering disebut sebagai morning sickness, yang dapat terjadi kapan saja sepanjang hari. Hal ini disebabkan oleh peningkatan hormon hCG (human chorionic gonadotropin).

2. Kelelahan

Kelelahan adalah gejala umum selama trimester pertama karena tubuh ibu bekerja keras untuk mendukung kehamilan, termasuk pembentukan plasenta.

3. Perubahan Payudara

Payudara dapat menjadi lebih besar, sensitif, dan lembut akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Areola (daerah di sekitar puting) mungkin menjadi lebih gelap.

4. Perubahan Kulit

Sebagian ibu hamil mengalami perubahan kulit seperti kulit lebih berminyak atau munculnya jerawat akibat fluktuasi hormon.

5. Sering Buang Air Kecil

Rahim yang mulai membesar menekan kandung kemih, menyebabkan ibu hamil lebih sering buang air kecil.

6. Peningkatan Air Liur

Sebagian ibu hamil mengalami peningkatan produksi air liur, kondisi yang disebut sebagai ptyalism.

7. Perubahan Emosi

Perubahan hormon dapat menyebabkan fluktuasi emosi, membuat ibu hamil lebih mudah merasa cemas, sedih, atau bahagia.

Trimester Kedua (14-26 Minggu)

1. Perut Membesar

Pada trimester kedua, perut ibu hamil mulai membesar seiring dengan pertumbuhan janin yang semakin cepat.

2. Gerakan Janin

Ibu hamil biasanya mulai merasakan gerakan janin, yang disebut sebagai quickening, sekitar minggu ke-18 hingga 20.

3. Stretch Marks

Garis-garis merah atau ungu, yang kemudian memudar menjadi warna perak atau putih, mungkin muncul di perut, payudara, paha, atau bokong.

4. Perubahan Kulit

Beberapa ibu hamil mengalami cloasma atau "topeng kehamilan," berupa bercak-bercak gelap pada wajah. Garis gelap vertikal yang disebut linea nigra mungkin muncul di tengah perut.

5. Peningkatan Berat Badan

Berat badan ibu hamil mulai meningkat lebih cepat pada trimester kedua. Kenaikan berat badan yang sehat adalah sekitar 0,5 kg hingga 1 kg per minggu.

6. Varises dan Hemoroid

Tekanan dari rahim yang membesar dapat menyebabkan pembuluh darah di kaki membengkak (varises) dan hemoroid (pembengkakan pembuluh darah di sekitar anus).

7. Masalah Pencernaan

Ibu hamil mungkin mengalami gangguan pencernaan seperti sembelit atau mulas akibat relaksasi otot-otot saluran pencernaan yang disebabkan oleh hormon progesteron.

Trimester Ketiga (27-40 Minggu)

1. Sesak Nafas

Rahim yang membesar dapat menekan diafragma, menyebabkan ibu hamil merasa sesak napas.

2. Pembengkakan

Pembengkakan atau edema pada kaki, pergelangan kaki, tangan, dan wajah adalah umum pada trimester ketiga karena tubuh menahan lebih banyak cairan.

3. Nyeri Punggung

Nyeri punggung bawah umum terjadi karena rahim yang membesar memberikan tekanan lebih pada punggung bawah, serta perubahan postur dan peregangan ligamen.

4. Sering Buang Air Kecil

Tekanan rahim pada kandung kemih semakin meningkat, menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat.

5. Perubahan Payudara

Payudara terus membesar dan mungkin mulai mengeluarkan kolostrum, cairan kuning kental yang akan menjadi ASI pertama bagi bayi.

6. Kontraksi Braxton Hicks

Kontraksi ini adalah kontraksi ringan dan tidak teratur yang sering disebut sebagai “latihan” untuk persalinan. Mereka biasanya tidak menyakitkan dan tidak teratur.

7. Penurunan Berat Badan Sedikit

Beberapa ibu hamil mungkin mengalami penurunan berat badan sedikit atau stabilisasi berat badan pada minggu-minggu terakhir kehamilan sebagai persiapan tubuh untuk persalinan.

Perubahan fisik selama kehamilan adalah proses alami yang mempersiapkan tubuh ibu untuk pertumbuhan janin dan persalinan. Memahami perubahan ini dapat membantu ibu hamil menghadapinya dengan lebih baik dan mengetahui kapan harus mencari bantuan medis. Selalu konsultasikan dengan dokter atau bidan mengenai perubahan apa pun yang dirasakan untuk memastikan kehamilan berjalan sehat dan aman.